Friday, January 25, 2013

Sulitnya menjadi istri, wanita karier, dan berkuliah

Semua bermula ketika saya ditawari untuk mengikuti kuliah brevet di sebuah universitas terkemuka di Jakarta. Senang? Tentu saja, karena kuliahya dibayarkan kantor, alias GRATIS. Tempatnya juga tidak terlalu jauh, cukup satu jam ditempuh untuk tiba disana dengan asumsi melewati kemacetan kota Jakarta terlebih dahulu. Tapi yang membuat saya galau adalah waktu kuliah yang diselenggarakan di malam hari dan dilaksanakan tiap tiga kali seminggu.

Huuff.. Itu berarti tiap Senin-Rabu-Jumat, saya harus pulang malam buta, layaknya seorang auditor lagi. Untunglah karena di tiga hari dalam seminggu itu, saya bisa selalu pulang dan pergi dengan teman saya yang sejalan pulang. Alhamdulillah, mengurangi sedikit dari ongkos transport dan rasa lelah karena hanya tinggal duduk manis di mobil, sambil memperhatikan jalanan sekitar.

Sudah hampir 4 bulan, saya menjalani aktivitas kuliah ini. Dan selama hampir 4 bulan ini pun, saya merasa keteteran dalam melaksanakan peran sebagai seorang istri. Memasak, membereskan rumah, bercengkrama dengan suami adalah waktu-waktu yang sulit saya luangkan lagi. Begitu tiba di rumah, hal yg ingin saya lakukan adalah mandi, sholat, lalu tidur. Huwaaaaa, sedangkan begitu melihat suami yang menunggu saya pulang dengan senyuman, terluka hati ini karena suami saya ternyata harus turut merasakan kehilangan waktu-waktu berdua kami.

Sungguh saya amat salut, bagi perempuan-perempuan yang sanggup untuk membagi waktunya; di rumah, di kantor, dan di kampus. Apa ini yang namanya wanita zuper yaa, setipe Xena atau tipe Kartini nih.. :D Inilah yang akhirnya membuat saya malas untuk melanjutkan kuliah lagi. Sebagai istri-newbie, pekerjaan sehari-hari ini boleh dikata cukup menguras tenaga, ujung-ujungnya sih kepikiran apa nyari pembantu aja yaa (nanti siiih kalo udah punya anak), atau pekerjaan seperti mencuci pun berakhir di laundry.

Lanjut S2?? Ah, cukup suami saja yang melanjutkan. Saya pun bisa mengambil ilmu darinya ko nanti. Saya masih bisa ikut-ikutan belajar, bisa membantunya saat ada pekerjaan rumah (bisa ga yaa...). At least, bisa mendukungnya, mendorongnya, dan menyemangatinya untuk terus mengejar mimpinya. That's a wife for.

Masih tersisa waktu 3 minggu lagi sebelum akhirnya brevet kelar. Sehabis ini, sepertinya saya harus banyak bayar utang untuk suami saya. Membayar kesendiriannya menunggu selama 5 jam di rumah, mengganti berkurangnya waktu kebersamaan kami berdua :)

**curhatan di sela aktivitas kantor, just wanna say.. i love you Aay :) **
Jakarta, Wisma Mulia Lantai 48 - 25 Januari 2013 - 10:41 am

No comments:

Post a Comment